Saat ini, mortar dibuat dari berbagai bahan – tidak hanya batu, tetapi juga kayu. Namun, mortar kualitas yang lebih baik tetap menjadi mortar batu asli. Untuk mortar buatan lokal, yang biasanya ditemukan adalah mortar batu andesit dengan kualitas yang sangat baik. Karena harganya cukup tinggi, ada juga tiruan mortar berkualitas rendah di pasaran. Agar tidak terkecoh, berikut 7 cara membedakan mortar batu asli dan mortar semen.
Jenis-jenis mortar yang perlu Anda ketahui
Corbec tidak hanya terbuat dari batu, tetapi juga dari bahan lain. Mortar yang paling tahan lama adalah batu, tetapi tidak ada salahnya untuk membiasakan diri dengan jenis mortar lainnya.
1. sobek batunya
Bobotnya lebih berat dibandingkan jenis mortar lainnya. Namun, bila menggunakan lesung batu, proses penggilingan bumbu dan cabai dianggap paling memuaskan. Batu copic baik untuk penggunaan batu kali atau jenis andesit. Mortarnya juga tidak mengeluarkan serpihan batu yang bisa tercampur dengan bumbu yang dihaluskan.
2. kayu sobek
Ini lebih ringan dari mortar batu atau semen. Namun, bumbunya sulit dihaluskan karena permukaannya licin. Mortar juga cenderung basah, jadi pastikan untuk mengeringkannya sebelum disimpan dan digunakan kembali untuk mencegah penumpukan bakteri. Terkadang aroma lesung kayu bercampur dengan bumbu yang dihaluskan.
3. merobek lumpur
Biasanya hanya digunakan saat mencampur makanan siap saji seperti tahu gejrot. Karena mortar ini rapuh, maka mortar ini tidak digunakan untuk menyadap atau menghaluskan.
4. Mortar semen
Mirip dengan lesung batu, tapi lebih ringan. Warnanya cenderung lebih terang daripada mortar batu, dan terkadang potongan semen dicampur dengan makanan giling.
Inilah cara membedakan mortar batu asli dengan mortar semen
Agar tidak terkecoh, pelajari cara membedakan lumpang asli dengan cara ini.
1. Perhatikan warna mortar
Sama seperti warna batu biasa, mortar yang terbuat dari batu asli memiliki warna abu-abu alami. Di sisi lain, bubur semen berwarna gelap cenderung berubah menjadi hitam akibat pelapisan. Produsen melapisi mortar semen agar terlihat seperti mortar batu. Sebenarnya tidak ada warna cat yang benar-benar menyerupai batu asli untuk menutupi warna semen.
2. Bandingkan harga mortar saya
Mortar batu dijual dengan harga yang lebih mahal dari mortar semen karena mortar batu dipahat sedemikian rupa sehingga membentuk mortar. Proses ini memakan waktu karena membutuhkan keterampilan khusus. Ini adalah salah satu alasan tingginya biaya mortar batu. Sedangkan proses pembuatan mortar semen terbilang cepat. Semen cukup dicampur dengan bahan lain seperti kerikil dan dibentuk.
3. Lap permukaan bubur untuk memeriksa kerapatan pori
Anda pasti ingin pori-pori Anda kecil, kencang, dan kulit Anda mulus. Tapi bukan itu yang Anda inginkan dalam mortar. Mortar batu berkualitas tinggi memiliki permukaan kasar dan berongga yang cukup besar. Hal ini terjadi secara alami karena merupakan tekstur dari batu alam. Mortar semen, di sisi lain, memiliki permukaan yang lebih halus dan pori-pori yang lebih kecil.
4. Giling makanan dengan mortar segar
Anda tidak dapat mencoba metode ini di toko sendiri, tetapi cukup ampuh untuk mengetahui bahan-bahan yang Anda butuhkan untuk membuat bubur. Haluskan cabai. Setelah agak halus, sentuh hasil ulekan dengan jari Anda. Jika Anda merasa ada butiran yang sangat kecil yang bukan biji lada, maka buburnya terbuat dari semen. Hal ini terjadi karena lapisan coating juga bisa terkikis.
5. Kerok mortar dengan benda tajam.
Anda dapat menggores permukaan mortar dengan garpu atau pisau tajam.
Jika goresan meninggalkan bekas putih, berarti mortar terbuat dari semen. Jejak terbentuk karena goresan pada lapisan pelapis. Jika Anda melakukan hal yang sama dengan mortar batu, tidak akan ada goresan.
6. Angkat mortar dan bandingkan beratnya.
Mortar yang terbuat dari batu asli lebih berat dari mortar semen. Wol. Gunakan lesung dan alu untuk menggiling bumbu lebih cepat dan halus. Untuk membedakannya, dua jenis mortar dengan ukuran yang sama dapat diangkat satu demi satu.
7. Tuang sedikit air dan periksa perubahan warna
Coba tuangkan air di atas permukaan mortar. Jika air perlahan berubah dari bening menjadi keruh, berarti buburnya terbuat dari semen. Perubahan warna karena adanya partikel semen yang terlarut dalam air. Sebaliknya, jika airnya jernih bahkan setelah didiamkan selama beberapa jam, maka mortar tersebut adalah mortar batu yang sebenarnya.
Praktekkan cara ini untuk membedakanya.